Skip to main content

Gebyar Pencak Dor Semarakkan HUT Bhayangkara ke-79 dan Hari Jadi ke-200 Desa Sumberejo: Budaya Lokal Jadi Pemersatu Masyarakat

Gebyar Pencak Dor Semarakkan HUT Bhayangkara ke-79 dan Hari Jadi ke-200 Desa Sumberejo: Budaya Lokal Jadi Pemersatu Masyarakat

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  <<<>>>  Suasana penuh semangat dan kekompakan mewarnai malam perayaan Gebyar Pentas Seni Pencak Dor yang digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Bhayangkara ke-79 sekaligus menandai HUT ke-200 Desa Sumberejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Sabtu malam (05/07/2025).

Acara yang digagas atas inisiatif Polres Kota Blitar ini berlangsung meriah dan menyedot perhatian ratusan warga serta para pecinta seni tradisional Pencak Dor. Lebih dari sekadar hiburan rakyat, pertunjukan ini menjadi panggung pelestarian budaya sekaligus sarana penguat solidaritas di tengah masyarakat.

Turut hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimda Kabupaten dan Kota Blitar, termasuk Wakil Bupati Blitar, Wakil Wali Kota Blitar, Kapolres Kota dan Kabupaten Blitar, Dandim 0808/Blitar, serta unsur Muspika Kecamatan Sanankulon. Dari unsur legislatif, hadir anggota DPRD Kabupaten Blitar Andika Agus Setiawan, bersama anggota Komisi IV DPRD yakni Miftahul Huda, Setak Ponco Gati, dan Sekretaris DPRD Kabupaten Blitar.

Dalam keterangannya kepada awak media, Andika Agus Setiawan menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan kegiatan budaya ini. Ia menilai, acara seperti ini tidak hanya memberikan hiburan yang sehat bagi masyarakat, tetapi juga memainkan peran penting dalam merawat warisan budaya lokal.

“Kami hari ini menghadiri undangan acara Gebyar Pentas Seni Pencak Dor. Ini merupakan kegiatan yang sangat positif, karena selain sebagai hiburan rakyat juga menjadi ajang pelestarian budaya warisan leluhur,” ujar Andika.

Dalam penampilannya, para peserta Pencak Dor menunjukkan kebolehan bela diri mereka di atas ring dalam nuansa kompetisi yang sehat. Namun bagi Andika, makna yang lebih penting dari Pencak Dor bukanlah soal menang dan kalah, melainkan nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Pencak Dor ini bukan sekadar adu fisik, tapi simbol persatuan dan silaturahmi. Usai bertarung, semua kembali berbaur, tanpa dendam. Ini adalah cermin dari budaya luhur masyarakat Blitar yang patut kita jaga,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia berharap bahwa acara seperti ini dapat terus dilestarikan dan dijadikan bagian dari agenda rutin daerah sebagai bentuk dukungan terhadap kekayaan budaya lokal, sekaligus memperkuat kehadiran Polri di tengah masyarakat.

“Semoga Pencak Dor ini terus dijaga dan dikembangkan. Polri semakin jaya, tetap dekat dengan rakyat, dan Kabupaten Blitar semakin berdaya dan berjaya,” pungkas Andika.

Acara ini tidak hanya menampilkan laga Pencak Dor, tetapi juga dimeriahkan dengan hiburan rakyat yang menghadirkan nuansa tradisi dan kegembiraan bersama. Penonton dari berbagai kalangan usia terlihat antusias menyaksikan jalannya pertunjukan, menandakan kuatnya ikatan emosional masyarakat terhadap seni bela diri tradisional ini.

Momentum ini sekaligus menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus berada di ruang formal atau panggung besar, melainkan bisa hadir dekat dengan rakyat — hidup, dinamis, dan menyatu dalam denyut kehidupan desa.(adv)

Pewarta : Agus Faisal 

Editing   : Adi Saputra