Skip to main content

KKT Bencoolen Soroti Minimnya Dukungan Senator terhadap Tradisi Tabot Bengkulu

KKT Bencoolen Soroti Minimnya Dukungan Senator terhadap Tradisi Tabot Bengkulu

TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<>>>  Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bencoolen menggelar konferensi pers pada Jumat sore (16/5) di Sekretariat BAKT, Jalan Sentosa, Pasar Melintang, Kota Bengkulu. Dalam pernyataannya, KKT menyampaikan keprihatinan mendalam terkait minimnya dukungan dari para pemangku kebijakan, khususnya anggota DPD RI asal Bengkulu, terhadap penyelenggaraan tradisi budaya Tabot yang akan segera digelar dalam beberapa minggu ke depan.

Ketua KKT, Achmad Syafril, S.Y., mengungkapkan bahwa hingga pertengahan Mei ini, persiapan untuk menyambut Tabot masih jauh dari kata matang. Ia menyoroti kurangnya komitmen dari pihak-pihak terkait dalam mewujudkan sejumlah rencana besar yang sebelumnya sempat disampaikan ke publik.

“Sampai saat ini, persiapan masih terbatas. Beberapa rencana ambisius seperti mendatangkan para duta besar dari berbagai negara belum menunjukkan perkembangan berarti. Janji tinggal janji,” ujar Syafril dengan nada kecewa.

Syafril secara khusus menyinggung minimnya keterlibatan senator asal Bengkulu dalam mendukung acara budaya yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh pemerintah pusat tersebut. Ia menilai bahwa peran para wakil daerah seharusnya lebih dari sekadar hadir saat hari-H acara.

“Dulu sempat digembar-gemborkan bahwa Tabot 2025 akan menjadi spektakuler, akan mengundang perwakilan dari seluruh provinsi dan dunia internasional. Tapi kenyataannya, kami yang di lapangan belum melihat bukti dukungan konkret. Bahkan sekadar berdialog pun belum,” tegasnya.

Lebih lanjut, Syafril menyatakan bahwa Tabot bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan simbol identitas dan spiritualitas masyarakat Bengkulu yang diwariskan turun-temurun. Oleh karena itu, pelestariannya membutuhkan perhatian dan sinergi lintas sektor, termasuk dari pemerintah pusat dan wakil rakyat di Senayan.

"Kami lelah melihat budaya ini hanya dijadikan panggung pencitraan. Kami butuh tindakan nyata, bukan hanya kamera dan senyuman saat pembukaan acara," tambahnya.

Konferensi pers tersebut juga mengangkat pentingnya koordinasi antara panitia pelaksana di daerah, pemerintah daerah, serta kementerian terkait untuk memastikan kelangsungan Tabot secara berkelanjutan. KKT menegaskan bahwa mereka selalu berupaya menjaga kemurnian nilai-nilai Tabot sekaligus membuka ruang kolaborasi dengan semua pihak.

Sebagai penutup, Syafril mengajak seluruh pemangku kebijakan, tanpa terkecuali, untuk tidak menyia-nyiakan momentum perayaan Tabot 2025 yang akan berlangsung pada bulan Juni hingga Juli mendatang.

"Kami berharap para senator dan tokoh nasional bisa turun langsung, mendengar, dan bersama-sama memperjuangkan agar Tabot tidak hanya hidup sebagai warisan, tapi juga berkembang menjadi daya tarik budaya dan pariwisata yang membanggakan Indonesia di mata dunia," pungkasnya.

Pewarta : Amg

Editing : Adi Saputra