Skip to main content

Wali Kota Bengkulu Wajibkan Setiap Kelurahan Bentuk Bank Sampah: Dari Lempuing untuk Kota yang Lebih Bersih dan Berdaya

Wali Kota Bengkulu Wajibkan Setiap Kelurahan Bentuk Bank Sampah: Dari Lempuing untuk Kota yang Lebih Bersih dan Berdaya

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  <<<>>> Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, kembali menegaskan komitmennya terhadap kebersihan dan kemandirian lingkungan dengan menginstruksikan seluruh kelurahan di Kota Bengkulu untuk segera membentuk dan mengaktifkan bank sampah di wilayah masing-masing.

Instruksi tersebut bukan sekadar imbauan, tetapi menjadi kewajiban mutlak, mengingat keberhasilan yang telah ditunjukkan oleh Bank Sampah Kreatif Berseri Lempuing sebagai model percontohan. Dalam kunjungannya baru-baru ini, Dedy mengaku kagum dengan inovasi dan manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh bank sampah tersebut.

“Saya sangat terkesima melihat bagaimana masyarakat Lempuing mampu mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai. Bank sampah ini terbukti ampuh menjadi pahlawan yang meringankan beban TPA,” ujar Dedy Wahyudi dengan penuh apresiasi.

Menurutnya, pengelolaan sampah berbasis komunitas seperti ini merupakan solusi konkret terhadap persoalan sampah yang selama ini menjadi beban berat bagi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain menekan volume sampah, program tersebut juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga.

“Sudah saatnya kita mengubah cara pandang. Sampah bukan lagi masalah, melainkan berkah yang bisa mendatangkan manfaat,” tegasnya.

Wali Kota menekankan bahwa model pengelolaan yang diterapkan di Lempuing harus menjadi standar yang ditiru oleh seluruh kelurahan di Kota Bengkulu. Pemerintah Kota akan memantau langsung pelaksanaannya agar setiap wilayah benar-benar memiliki sistem bank sampah yang aktif dan produktif.

Ketua Bank Sampah Kreatif Berseri Lempuing, Indra Gultom, menjelaskan bahwa hingga saat ini baru 22 kelurahan yang telah menjalin kerja sama dengan pihaknya. Beberapa di antaranya meliputi Kelurahan Padang Serai, Sawah Lebar Baru, Rawa Makmur Permai, Kebun Beler, Tanah Patah, Padang Harapan, Timur Indah, Kebun Dahri, Kebun Kenanga, Kampung Bali, Lempuing, Nusa Indah, Anggut Bawah, Rawa Makmur, Cempaka Permai, Bajak, Kandang, Padang Jati, Sawah Lebar, Pasar Bengkulu, Anggut Atas, dan Kampung Kelawi.

Indra mengajak seluruh lurah yang belum membentuk bank sampah untuk segera menindaklanjuti instruksi wali kota. Menurutnya, kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan akibat tumpukan sampah menuntut adanya kesadaran kolektif dari masyarakat.

“Saatnya kita membangun budaya baru dalam pengelolaan sampah. Mari kita berpartisipasi aktif dan bersama-sama membentuk bank sampah di setiap kelurahan,” ajak Indra dengan penuh semangat.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa manfaat program ini tidak hanya dirasakan dari sisi kebersihan, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan warga. Melalui sistem tabungan sampah, masyarakat dapat memperoleh tambahan pendapatan sekaligus belajar mengelola keuangan secara mandiri.

“Bank sampah bukan hanya tentang kebersihan lingkungan, tetapi juga pendidikan finansial. Kita belajar bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan dan menjadikannya sumber penghasilan baru. Mari bersama-sama wujudkan pemukiman yang bersih, nyaman, dan mandiri,” tutupnya.

Dengan semangat lokal yang digaungkan, “Kalo bukan kito siapo lagi, kalo idak kini kebilo lagi,” gerakan bank sampah ini diharapkan mampu menjadi langkah nyata dalam menciptakan Kota Bengkulu yang bersih, berdaya, dan berkelanjutan.

Pewarta : Amg

Editing : Adi Saputra