TEROPONGPUBLIK.CO.ID – Ketegangan di pucuk pimpinan Pemerintah Kota Blitar terus bergulir. Setelah pernyataan kontroversial Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin alias Mas Ibin memantik kritik publik, kini giliran Wakil Wali Kota Blitar Elim Tyu Samba atau Mbak Elim angkat bicara dengan nada tegas namun tetap elegan.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (15/10/2025), Elim menegaskan bahwa dirinya tak terganggu sedikit pun oleh berbagai sindiran, termasuk yang dilontarkan oleh atasannya sendiri. Ia menegaskan fokus utamanya tetap pada tugas dan tanggung jawab terhadap warga.
“Saya tidak peduli mau dikatain apa saja, mau pembantu mau apa. Yang jelas, kita dipilih warga dan bekerja untuk warga Kota Blitar,” ujarnya.
Elim menambahkan, seorang pejabat seharusnya siap menerima kritik maupun masukan.
“Kita ini pejabat, ya harus siap dikritik. Kalau tidak mau dikritik, apalagi kalau keliru, kapan Kota Blitar bisa maju?” tegasnya.
Saat ini, Elim diketahui tengah berada di Jakarta untuk menjajaki peluang bantuan dari pemerintah pusat, khususnya di bidang pertanian. Ia mengaku perjalanannya dilakukan dengan biaya pribadi, bukan dari anggaran Pemkot.
“Saya ke Jakarta ini pakai biaya pribadi, bukan anggaran Pemkot. Saya ikhlas, sekalian silaturahmi ke Mas Wamentan untuk memperjuangkan bantuan bagi Kota Blitar. Anggaran kita kecil, jadi pemimpinnya harus kreatif,” jelasnya.
Menurut Elim, langkah itu murni bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada tanah kelahirannya.
“Kota Blitar itu kota kelahiran saya. Orang tua saya dimakamkan di sini. Jadi saya merasa wajib berbuat yang terbaik untuk kota ini,” tuturnya lirih.
Lebih jauh, Elim juga menegaskan komitmennya untuk tetap menjalankan fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Saya akan tetap mengawasi roda pemerintahan dan APBD. Saya tidak akan berkompromi dengan kecurangan,” tegasnya.
Sebelumnya, pernyataan Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin saat konferensi pers di Pasar Wage, Selasa (14/10/2025), menuai kecaman publik. Dalam menjawab isu renggangnya hubungan dengan Elim, Syauqul menggunakan perumpamaan yang dinilai merendahkan posisi wakil kepala daerah.
“Sebenarnya gak ada masalah. Tugas dan wewenang kepala daerah dan wakilnya sudah diatur semuanya. Jadi gak ada istilahnya tidak diajak komunikasi. Emang kenapa? Mohon maaf, misalkan ada majikan dan ada pembantu. Kalau pembantu gak anda suruh bikin kopi, kan malah enak iso nge-game,” ujar Ibin santai.
Pernyataan tersebut langsung viral dan menuai kritik tajam. Banyak pihak menilai ucapan itu menunjukkan arogansi kekuasaan serta ketidakdewasaan dalam berpolitik, mengingat jabatan kepala daerah dan wakilnya merupakan hasil mandat rakyat yang setara.
Retaknya hubungan keduanya disebut bermula dari kebijakan mutasi pejabat di lingkungan Pemkot Blitar, di mana Elim mengaku tidak dilibatkan sama sekali.
“Saya ke Jakarta karena tidak diajak koordinasi soal mutasi jabatan. Sebagai abdi masyarakat, saya berkewajiban melaporkan hal ini ke Kemendagri,” kata Elim sebelum keberangkatannya, Senin (13/10/2025).
Situasi politik di Balai Kota Blitar kini menjadi sorotan publik. Banyak pihak berharap agar kedua pemimpin daerah tersebut dapat menurunkan ego, memperbaiki komunikasi, dan kembali bersinergi, demi pemerintahan yang efektif dan kepentingan warga Kota Blitar.
Pewarta: Agus Faisal
Editing: Adi Saputra