TEROPONGPUBLIK.CO.ID - Upaya pelestarian lingkungan laut terus digalakkan di Provinsi Bengkulu. Bertempat di Kawasan Konservasi Penyu Alun Utara, Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, digelar kegiatan “Turtle Release for Ocean Sustainability” yang melibatkan tiga lembaga penting: Yayasan Kesejahteraan Madani (Yakesma), Pelindo, dan Danantara. Pada kegiatan ini, sebanyak 500 ekor tukik atau anak penyu dilepasliarkan ke laut sebagai bagian dari komitmen kolektif dalam menjaga keberlangsungan ekosistem laut, khususnya spesies penyu yang semakin langka.
Acara ini tidak hanya menjadi simbol dari pelestarian lingkungan, tetapi juga sebagai momentum kolaborasi lintas sektor untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya menjaga habitat laut.
Ketua Konservasi: Penyu adalah Warisan Laut yang Harus Dilindungi
Zulkarnedi, Ketua Konservasi Penyu Alun Utara, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat populasi penyu yang semakin menurun akibat perburuan dan kerusakan habitat.
“Penyu bukan hanya hewan laut biasa, tapi bagian dari rantai ekosistem yang menjaga keseimbangan laut. Kalau populasinya habis, maka kerusakan ekosistem bisa terjadi. Karena itu, kegiatan seperti ini sangat kami apresiasi dan harap terus berlanjut,” jelasnya.
Zulkarnedi juga menyebutkan bahwa kawasan konservasi yang ia pimpin menjadi tempat penetasan alami bagi ratusan telur penyu setiap tahunnya. Namun, untuk memastikan tukik dapat kembali ke laut dan tumbuh dewasa, butuh upaya bersama dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.

Pelindo: Edukasi dan Budaya Konservasi Harus Dimulai dari Sekarang
Dalam kesempatan tersebut, Joko, selaku Manager Pelindo, menegaskan bahwa pihaknya sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan, terutama dalam momentum Peringatan Hari Penyu Sedunia (World Sea Turtle Day) yang jatuh setiap bulan Juni.
“Sebagai insan Pelindo, kami berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Hari ini kami bersinergi dengan Yakesma untuk melepas 500 tukik sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap keberlangsungan hidup penyu. Populasi penyu sudah sangat sedikit, dan ini harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Joko.
Ia menambahkan, keterlibatan anak-anak dalam kegiatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari proses edukasi agar sejak dini mereka memahami pentingnya menjaga laut dan seluruh ekosistemnya.
“Anak-anak yang hadir hari ini adalah dari Sekolah Alam. Mereka kami libatkan secara langsung agar paham bahwa proses penetasan hingga pelepasan penyu bukan hal instan. Butuh waktu, kesabaran, dan lingkungan yang sehat. Ini harus jadi budaya, bukan sekadar kegiatan seremonial,” tambahnya.
Yakesma: Kolaborasi Berkelanjutan Sampai 2026
Ketua Yakesma Provinsi Bengkulu, Apra Julianda Putra, menyampaikan bahwa kegiatan konservasi ini merupakan bagian dari program berkelanjutan yang telah dirancang hingga tahun 2026. Ia menekankan bahwa pelestarian penyu bukan tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah, BUMN, koperasi, dan masyarakat.
“Kegiatan ini adalah tiket kebaikan untuk semua pihak. Kami terbuka untuk kolaborasi dari koperasi, BUMN, dan lembaga lain yang ingin berkontribusi. Hari ini kita lepas 500 tukik, dan insya Allah ke depan jumlah ini akan terus meningkat,” ujar Apra.
Ia juga menyayangkan masih banyak masyarakat yang mengonsumsi telur penyu tanpa mengetahui dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, pihaknya menjadikan kegiatan ini sebagai ajang edukasi lintas usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
“Kita libatkan berbagai kalangan dalam kegiatan ini, bukan hanya untuk pelepasan tukik, tapi juga sebagai bagian dari kampanye perubahan budaya. Budaya makan penyu dan telurnya harus diganti dengan budaya menjaga dan melindungi penyu,” tegasnya.
Harapan ke Depan
Pelepasan tukik di Desa Pekik Nyaring ini diharapkan menjadi awal dari kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian penyu dan ekosistem laut. Dengan kolaborasi lintas lembaga dan keterlibatan masyarakat, konservasi laut dapat menjadi gerakan bersama yang berkelanjutan, bukan sekadar proyek musiman.
Selain itu, kegiatan ini juga memberi pesan kuat bahwa pelestarian alam bukan sekadar tanggung jawab pemerintah atau lembaga lingkungan, tetapi setiap individu memiliki peran, sekecil apa pun kontribusinya.
Dengan semangat gotong royong dan edukasi sejak dini, harapan untuk mengembalikan populasi penyu di perairan Bengkulu tetap terbuka lebar. Langkah kecil hari ini, seperti melepas tukik ke laut, akan menjadi warisan besar bagi generasi mendatang.
Pewarta: Amg
Editing: Adi Saputra