Skip to main content

Tradisi Anyaman Ketupat, Rezeki Musiman Jelang Idul Fitri

Tradisi Anyaman Ketupat, Rezeki Musiman Jelang Idul Fitri

TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<<>>>  Menjelang Hari Raya Idul Fitri, khususnya pada H-3, para pedagang ketupat mulai berjualan di sepanjang jalan menuju Mega Mall Pasar Minggu. Para pedagang ini umumnya berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah, seperti dari daerah Pekik Nyaring dan Pasar Pedati.

Ketupat yang dijual biasanya dihargai antara Rp1.000 hingga Rp1.500 per buah. Keunikan dari ketupat ini adalah proses anyaman yang dilakukan langsung di lokasi penjualan. Hal ini menarik perhatian masyarakat yang berbondong-bondong untuk membeli ketupat, terutama pada H-1 Idul Fitri, di mana permintaan meningkat tajam dan pembeli rela mengantre untuk mendapatkannya. Fenomena ini juga memberikan tambahan penghasilan bagi ibu rumah tangga yang ikut serta dalam proses pembuatan dan penjualan ketupat. Bahkan, tidak hanya perempuan, tetapi para pria pun mahir dalam menganyam ketupat.

Nasti (35), seorang pedagang ketupat asal Pekik Nyaring, mengungkapkan bahwa dalam sehari ia bisa menjual hingga 300 ketupat atau lebih. Namun, tahun ini penjualan sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Meski demikian, ia tetap optimis bahwa penjualan akan meningkat pada H-1 Idul Fitri. "Ketupat yang dibuat dari daun kelapa memiliki aroma yang lebih harum dibandingkan ketupat yang dibungkus dengan plastik. Biasanya ketupat ini digunakan oleh ibu-ibu untuk menyajikan lontong saat Lebaran, serta oleh para pedagang sate sebagai pelengkap dagangan mereka," jelas Nasti.

Keberadaan pedagang ketupat ini menjadi bagian dari tradisi tahunan menjelang Lebaran. Selain memudahkan masyarakat mendapatkan ketupat berkualitas, tradisi ini juga membantu meningkatkan ekonomi pedagang kecil. Dengan semakin dekatnya Idul Fitri, permintaan ketupat diprediksi akan terus meningkat hingga puncaknya pada malam takbiran.

Pewarta : Amg

Editing  : Adi Saputra