Skip to main content

Kejati Bengkulu Ungkap Riset Tokoh Master Badar dalam Acara Peluncuran Buku

Kejati Bengkulu Ungkap Riset Tokoh Master Badar dalam Acara Peluncuran Buku

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  <<<>>>  Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu menggelar acara "Launching" Sinopsis Buku Master Badar atau Edward Coles pada Senin malam (17/11/25) di Aula Sasana Bina Karya Kejati Bengkulu. Kegiatan berlangsung khidmat sekaligus meriah, dihadiri Kepala Kejati Bengkulu Victor Antonius Saragih Sidabutar, S.H., M.H., Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan, SE., Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejagung RI Reda Manthovani, Pj Sekda Provinsi Bengkulu Hewan Antoni, Pj Sekda Kota Bengkulu Tony Elfian, para bupati, rektor perguruan tinggi, Ketua BMA Provinsi Bengkulu, para Kajari se-Bengkulu, mahasiswa, hingga organisasi masyarakat.

Salah satu momen paling menarik pada kegiatan tersebut adalah hadirnya produser film "Sultan Agung", Adhytia Yusma Perdana. Dalam sesi penyampaian pendapat, Adhytia mengungkapkan ketertarikannya untuk mengangkat kisah Edward Coles tokoh Bengkulu abad ke-18 yang juga dikenal sebagai Master Badar ke dalam sebuah film layar lebar.

“Sebelumnya, izin kepada Bapak Jamintel, Pak Gubernur, dan Pak Kajati. Setelah kami melihat paparan sinopsis buku Edward Coles, kami sangat tertarik membawa kisah ini ke film,” ujar Adhytia di hadapan ratusan tamu undangan. Ketertarikan ini semakin kuat karena Jamintel Reda Manthovani ternyata merupakan keturunan langsung dari Edward Coles.

Ia menegaskan kesiapan pihaknya untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna memperluas akses data sejarah. Menurutnya, diskusi mendalam seperti FGD dan kolaborasi dengan Kemendikbud sangat diperlukan agar penyusunan narasi sejarah dapat dilakukan secara akurat dan komprehensif.

Pada kesempatan yang sama, penulis sinopsis *Master Badar*, Harius Eko Saputra, memaparkan hasil riset empat bulan yang dilakukan timnya. Ia menjelaskan bahwa Edward Coles adalah Gubernur Bengkulu pada 1781–1785 dan dikenal oleh masyarakat lokal sebagai Master Badar. Tokoh ini lahir di Bencoolen pada 1736, dari pasangan Yachoep Stuart—pelarian politik asal Inggris—dan seorang putri Kerajaan Selebar. Latar belakang tersebut menjadikannya sosok yang memiliki kedekatan kuat dengan masyarakat Bengkulu.

Setelah menempuh pendidikan di Eropa, Coles kembali ke Bengkulu dan bekerja di bawah East India Company (EIC). Kariernya menanjak hingga ia diangkat menjadi Gubernur Bencoolen pada 14 Oktober 1781. Dalam catatan sejarah, Coles dikenal tegas dan membela hak-hak pribumi. Ia kerap murka ketika melihat pejabat kolonial menghina atau menyiksa masyarakat lokal. Bahkan, beberapa catatan menyebutkan bahwa ia menjadi salah satu penggerak utama perlawanan terhadap Thomas Parr.

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menilai bahwa kisah heroik Coles menyimpan banyak nilai perjuangan yang relevan bagi generasi muda saat ini. Ia menyambut baik hadirnya sinopsis ini dan mendorong agar kisah tersebut diangkat ke dalam film. “Kisah Coles kini perlahan terungkap dan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda dalam membela masyarakat lemah. Karena itu saya sangat mendukung jika kisah ini diangkat menjadi film,” ujarnya. Helmi juga berharap buku *Master Badar* kelak bisa didistribusikan ke sekolah-sekolah di Bengkulu sebagai bahan bacaan sejarah lokal.

Kepala Kejati Bengkulu, Victor Antonius Saragih Sidabutar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penelitian mengenai Edward Coles dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai tokoh. Bahkan, tim berhasil menemukan lokasi makam sang tokoh legendaris tersebut.

Sementara itu, Jamintel Kejagung RI Reda Manthovani memberikan apresiasi kepada Kejati Bengkulu dan kalangan akademisi atas penyusunan sinopsis tersebut. Ia menekankan perlunya riset lanjutan, termasuk penelusuran data hingga ke Inggris dan India, demi menghadirkan dokumentasi sejarah yang lebih autentik dan kuat.

Pewarta : Amg

Editing : Adi Saputra