TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<<>>>Sistem pendidikan Singapura selama ini dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dengan prinsip meritokrasi, standar akademik tinggi, serta kurikulum komprehensif yang menekankan dwibahasa dan penguasaan sains, negara tersebut menjadi rujukan banyak negara dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Keunggulan itu pula yang mendorong Pemerintah Kota Bengkulu untuk mengadopsi sejumlah praktik pendidikan Singapura demi meningkatkan kualitas pendidikan daerah.
Model pendidikan Singapura menuntut siswa menguasai dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa ibu (Melayu, Mandarin, atau Tamil). Kurikulumnya tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga penerapan pengetahuan dalam kehidupan nyata, pengembangan karakter, serta pembentukan kompetensi abad 21. Perubahan kebijakan dalam beberapa tahun terakhir juga menjadikan sistem pendidikan negeri itu semakin fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.
Struktur pendidikan Singapura berlangsung selama 10 tahun pada jenjang dasar dan menengah. Di akhir sekolah dasar, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (PSLE) yang menentukan jalur lanjutan mereka. Pada tingkat menengah, tersedia jalur Express dan Normal Academic yang mempersiapkan siswa menghadapi GCE O-Level, serta Normal Technical yang menekankan kurikulum berbasis praktik. Setelah lulus, siswa dapat memilih masuk Junior College, Politeknik, atau institusi pendidikan spesialis sesuai minat dan kemampuan.
Kurikulum yang kuat, tenaga pengajar profesional, serta fasilitas memadai menjadikan pendidikan Singapura kompetitif secara global. Namun, pola belajar yang ketat juga sering menimbulkan tekanan tinggi bagi siswa. Meski demikian, dukungan orang tua dan keterlibatan masyarakat membuat ekosistem pendidikan berjalan seimbang.
Terinspirasi dari keberhasilan tersebut, Pemerintah Kota Bengkulu mulai merancang langkah strategis untuk memperkuat sektor pendidikan daerah. Salah satunya adalah penguatan kemampuan bahasa asing sejak jenjang sekolah dasar. Wali Kota Bengkulu, Dedy, menegaskan pentingnya mempersiapkan generasi muda agar mampu menghadapi persaingan global.
“Kita rencanakan, SD kita siapkan bahasa Inggris dan ke depan juga bahasa Cina. Kita membayangkan anak-anak Bengkulu memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik,” ujar Dedy dalam arahannya, Selasa (18/11).
Selain penguasaan bahasa asing, pemerintah juga akan mengadopsi beberapa elemen kunci dari sistem pendidikan Singapura, seperti peningkatan kompetensi guru, kurikulum berorientasi keterampilan praktis, serta penerapan prinsip meritokrasi dalam penilaian siswa. Langkah ini diyakini dapat menjadi fondasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.
Dinas Pendidikan Kota Bengkulu juga diminta untuk meneruskan program evaluasi yang telah berjalan, termasuk Ujian Tobo Kito (UTK) bagi siswa SD dan SMP. Program tersebut digunakan untuk memetakan potensi siswa serta menilai efektivitas pembelajaran.
“Ini menunjukkan komitmen terhadap evaluasi berkelanjutan untuk memastikan metode pengajaran berjalan efektif. Program ini diharapkan mampu menggali potensi siswa lebih mendalam,” jelas Dedy.
Dengan perencanaan matang dan implementasi bertahap, Pemerintah Kota Bengkulu berharap dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif, kompetitif, dan mampu melahirkan generasi muda yang siap menghadapi dinamika global.
Pewarta : Amg
Editing : Adi Saputra