TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<<>>> Pulau Enggano, salah satu wilayah terluar di Provinsi Bengkulu, kembali menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Bengkulu. Dalam kunjungannya ke Pulau Enggano, Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, menegaskan komitmen pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur penting yang menjadi akses utama masyarakat setempat.
Salah satu titik krusial yang menjadi perhatian adalah kondisi jalan masuk menuju Pelabuhan Malakoni. Jalan sepanjang 400 meter yang mengalami kerusakan parah tersebut menjadi salah satu hambatan utama aktivitas masyarakat dan distribusi logistik di wilayah tersebut.
"Kalau itu menjadi kewenangan provinsi, akan kita segerakan. Jalan masuk ke Pelabuhan Malakoni memang menjadi tanggung jawab kita. InsyaAllah tahun 2026, jalan sepanjang 400 meter itu akan diperbaiki," ujar Mian saat meninjau langsung lokasi pelabuhan, didampingi sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Peninjauan ini merupakan bagian dari instruksi Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, yang mengamanahkan Wakil Gubernur Mian untuk berkantor sementara di Pulau Enggano. Tujuannya adalah mendengar langsung keluhan masyarakat dan merespons cepat berbagai permasalahan yang dihadapi warga di pulau yang terletak di Samudera Hindia tersebut.
"Kehadiran kami di sini adalah bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap masyarakat Enggano. Kami tidak ingin Enggano tertinggal. Kita ingin sejajarkan Pulau Enggano ini seperti Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat atau Sabang di Aceh," kata Mian penuh optimisme.
Ia menyebutkan, selain infrastruktur jalan menuju pelabuhan, pemerintah juga akan meninjau berbagai aspek lainnya seperti akses air bersih, listrik, pendidikan, dan layanan kesehatan. Semua sektor tersebut dinilai krusial dalam mendukung kesejahteraan dan konektivitas masyarakat pulau.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu, Hendri Kurniawan, yang turut dalam rombongan peninjauan, mengungkapkan salah satu masalah besar yang dialami masyarakat Enggano saat ini adalah minimnya armada kapal penyeberangan yang menghubungkan Pulau Enggano dengan daratan utama Bengkulu.
Menurut Hendri, saat ini hanya terdapat satu hingga dua kapal yang melayani rute Enggano – Kota Bengkulu. Keterbatasan armada ini kerap menyebabkan keterlambatan distribusi barang, penumpukan penumpang, dan keluhan dari masyarakat.
"Sebenarnya, strategi yang paling tepat adalah menambah jumlah kapal. Idealnya, ada tiga kapal yang melayani rute Enggano – Bengkulu secara bergantian. Ini akan memecah konsentrasi penumpang dan memperlancar mobilitas orang dan barang," jelas Hendri.
Ia menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan penambahan armada ke pemerintah pusat dan berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan. Dengan adanya tambahan kapal, aktivitas ekonomi masyarakat juga diyakini akan meningkat karena konektivitas yang lebih baik.
Enggano, yang berada lebih dari 100 kilometer dari daratan utama, selama ini memang menghadapi tantangan geografis yang tidak ringan. Akses yang terbatas dan kondisi cuaca ekstrem kerap menghambat pengiriman logistik dan pelayanan publik.
Pemerintah Provinsi Bengkulu mengakui bahwa pembangunan di wilayah kepulauan memang memerlukan strategi khusus, termasuk kerja sama antarlembaga dan dukungan anggaran yang memadai. Untuk itu, Mian juga berjanji akan mengupayakan alokasi anggaran yang lebih besar bagi pembangunan di wilayah terluar seperti Enggano dalam Rencana Pembangunan Daerah tahun mendatang.
"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat Enggano merasakan kehadiran pemerintah secara langsung. Tidak hanya janji, tapi juga aksi nyata. Kami ingin segala keterbatasan ini berubah menjadi kekuatan bagi daerah ini ke depan," tegasnya.
Peninjauan ini diharapkan menjadi awal dari langkah konkret yang lebih besar dalam membangun Enggano sebagai wilayah yang maju dan berdaya saing. Pemerintah Provinsi Bengkulu menegaskan akan terus hadir, mendengar, dan bertindak untuk masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di wilayah terluar sekalipun.
Pewarta : Amg
Editing : Adi Saputra