TEROPONGPUBLIK.CO.ID – Suasana penuh semangat menyelimuti halaman SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu saat para siswa melaksanakan panen perdana ikan lele, Senin (22/9). Kegiatan ini menjadi bagian dari program ketahanan pangan sekolah yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga keterampilan praktis di bidang perikanan dan kewirausahaan.
Kepala SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu, Sutanpri, M.Pd., menyampaikan rasa bangga sekaligus apresiasi atas keterlibatan aktif para siswa sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan panen. “Program ini bukan sekadar praktik beternak ikan, tapi sarana pendidikan karakter. Anak-anak belajar tanggung jawab, kerja sama, dan menumbuhkan jiwa wirausaha yang akan bermanfaat di masa depan,” ujarnya.
Menurut Sutanpri, program ketahanan pangan di sekolahnya bukan hanya berfokus pada budidaya lele, melainkan juga dikembangkan ke sektor lain seperti hidroponik sayuran. “Sebelumnya kita sudah beberapa kali panen sayuran pakcoy dari kebun hidroponik. Hari ini giliran panen perdana lele. Hasilnya cukup memuaskan, meski belum mencapai satu ton, tetapi sudah menunjukkan potensi besar untuk terus dikembangkan,” tambahnya.
Didampingi Guru dan Komite Sekolah
Dalam pelaksanaan program ini, siswa tidak berjalan sendiri. Mereka mendapat pendampingan penuh dari para guru, salah satunya Anto yang bertugas sebagai penanggung jawab perawatan kolam lele. Sistem penjagaan dilakukan secara bergiliran dengan menunjuk perwakilan tiap kelas, sehingga semua siswa memiliki pengalaman nyata dalam merawat ikan.
Ketua Komite SMA Muhammadiyah 4, Jon Kenedi, turut hadir menyaksikan panen perdana ini. Ia mengapresiasi langkah sekolah yang dinilai visioner dalam menanamkan keterampilan hidup kepada siswa. “Kita sangat mendukung program ketahanan pangan ini, karena siswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga praktik yang bisa menjadi bekal ketika mereka lulus nanti,” ucapnya.
Potensi Ekonomi dan Kemandirian Siswa
Menariknya, hasil panen lele tidak hanya dinikmati secara internal, tetapi juga dipasarkan. Sejumlah pembeli sudah datang langsung ke sekolah untuk membeli ikan segar hasil budidaya siswa. Harga jual dipatok sekitar Rp20 ribu per kilogram. Keuntungan dari penjualan akan dikelola untuk keberlanjutan program, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami alur bisnis sederhana.
“Ke depan, kami berencana memperbanyak kolam agar kapasitas panen semakin besar. Harapannya bisa mencapai produksi dalam jumlah ton. Selain itu, kami ingin mendorong setiap siswa mencoba beternak lele secara mandiri di rumah, cukup menggunakan drum atau galon. Hasilnya bisa dikumpulkan ke sekolah untuk dijual kembali, sehingga siswa memperoleh tambahan penghasilan,” jelas Sutanpri.
Dengan konsep tersebut, sekolah berperan sebagai pusat penampungan sekaligus pemasaran, sementara siswa menjadi pelaku budidaya. Model ini diharapkan dapat menanamkan mental wirausaha sejak dini. “Paling tidak, anak-anak punya pengalaman nyata tentang bagaimana cara menghasilkan uang secara halal dari usaha kecil. Mereka bisa belajar mengelola, menjual, hingga merasakan hasil kerja kerasnya,” tambahnya.
Sinergi dengan Lembaga dan Harapan ke Depan
Program ketahanan pangan SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga sosial Muhammadiyah melalui Azismu. Meski dukungan masih terbatas, sekolah optimistis program ini akan terus berkembang. “Kami berharap nantinya ada perhatian lebih luas, baik dari pemerintah maupun lembaga mitra, agar kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan,” ungkap Sutanpri.
Ia menegaskan, tujuan utama program ini bukan sekadar memenuhi kebutuhan pangan sekolah, tetapi juga membentuk karakter mandiri, kreatif, dan berjiwa wirausaha pada peserta didik. “Kami ingin lulusan SMA Muhammadiyah 4 tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga punya kecakapan hidup yang bisa membantu mereka di manapun berada,” tegasnya.
Disambut Antusias Siswa
Para siswa sendiri mengaku senang dan bangga bisa terlibat langsung dalam program ini. Mereka menyebut pengalaman merawat hingga memanen ikan lele memberi pelajaran berharga tentang kesabaran, tanggung jawab, dan pentingnya kerja sama tim.
“Awalnya kami kira hanya sekadar praktik biasa, ternyata seru sekali karena hasilnya bisa dijual. Jadi kami tahu rasanya menghasilkan sesuatu dari usaha sendiri,” ungkap salah satu siswa dengan wajah sumringah.
Dengan keberhasilan panen perdana ini, SMA Muhammadiyah 4 Bengkulu bertekad menjadikan program ketahanan pangan sebagai ikon sekolah. Selain memperkuat pendidikan karakter, kegiatan ini juga memberi peluang nyata bagi siswa untuk belajar wirausaha sekaligus mendukung kemandirian ekonomi keluarga.
Pewarta: Amg
Editing: Adi Saputra